Kamis, 29 Agustus 2024

12.2.2 Tantangan di Era Global

Tantangan di Era Global

Kita berada di dunia yang saling terhubung satu dan yang lain. Satu individu di suatu negara dapat berinteraksi dengan individu lain dari negara lain. Inilah era yang disebut globalisasi. Selo Soemardjan mendefinisikan “globalisasi adalah terbentuknya sebuah komunikasi dan organisasi di antara masyarakat satu dengan yang lainnya yang berbeda di seluruh dunia yang memiliki tujuan untuk mengikuti kaidah-kaidah baru yang sama”.

Berikut ini beberapa tantangan yang muncul di era globalisasi.

a. Menguatnya Individualisme 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, individualisme diartikan dengan empat makna, yaitu: 1) paham yang menganggap manusia secara pribadi perlu diperhatikan, 2) paham yang menghendaki kebebasan ber buat dan menganut kepercayaan bagi setiap orang, 3) paham yang mementingkan hak perseorangan dengan mengesampingkan kepentingan masyarakat atau negara, dan 4) paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting daripada orang lain.

b. Kosmopolitanisme

Kosmopolitan berasal dari kata Yunani, kosmopolites yang berarti ‘warga dunia’ (citizen of the world). Kosmopolitanisme ini merupakan satu paham yang menganggap seluruh manusia adalah anggota dari satu komunitas (warga dunia/global). Paham ini mendorong adanya tatanan kehidupan manusia yang seragam yang didasari oleh nilai-nilai universal yang berlaku di seluruh dunia. Paham ini cenderung mengecilkan keberadaan nasionalisme, cinta tanah air, serta nilai-nilai lokal dan nasional yang berlaku di suatu daerah dan negara.

c. Fundamentalisme Pasar

Fundamentalisme pasar menekankan kepentingan ekonomi individu harus diutamakan di atas kepentingan ekonomi bersama. Tak hanya itu, fundamentalisme pasar juga menghendaki agar peran negara dalam pengaturan ekonomi harus sesedikit mungkin. Jika pun negara harus mengatur, aturan yang dikeluarkan harus memfasilitasi dan mendorong terciptanya kebebasan individu untuk dapat bertransaksi secara leluasa dalam pasar. Negara, misalnya, tidak punya kewenangan untuk menentukan harga bahan-bahan pokok yang menjadi kebutuhan warga negara, semuanya harus diserahkan kepada mekanisme pasar.

d. Radikalisme

Kata radikalisme berasal dari bahasa Latin ”radix’ yang berarti akar. Secara harfiah, radikalisme bermakna satu paham atau aliran (-isme) yang hendak mengubah tatanan kehidupan masyarakat secara mendasar atau mengakar dengan cara kekerasan. Pada dasarnya, kata radikalisme tidak selalu bermakna negatif karena peristiwa Revolusi 1945 dapat dikatakan sebagai gerakan radikal karena hendak mengubah tatanan masyarakat secara radikal dari penjajahan menuju kemerdekaan.

e. Intoleransi

Kata intoleransi berasal dari kata toleransi yang mendapatkan imbuhan “in-” yang bermakna tidak sehingga kata intoleransi berarti tidak toleran. Kata toleransi sendiri berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Karena itu, intoleransi dapat didefinisikan sebagai keadaan di mana seseorang atau sekelompok masyarakat selalu memaksakan keyakinannya untuk dituruti pihak lain, padahal sesungguhnya pihak lain pun mempunyai hak yang sama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Penyebab maraknya intoleransi cukup beragam, beberapa di antaranya:

1. sikap memungkiri kemajemukan (keberagaman) sebagai keniscayaan,

2. adanya kepentingan politik pihak tertentu yang menggunakan agama untuk  

     membangkitkan solidaritas berlebihan yang saling berlawanan,

3. kemiskinan yang berpengaruh pada rendahnya tingkat pendidikan dan wawasan serta 

    kemasabodohan,

4. kurang adanya komunikasi (dialog) cerdas yang mendukung keberagaman dan 

    kebangsaan sehingga memunculkan prasangka-prasangka yang berpotensi memicu 

    kebencian.

pendidikan pancasila kelas XII 12 smk sma

tantangan di era global

intoleransi, kosmopolitan, smk pgri

pendidikan pancasila kelas XII 12 smk sma

tantangan di era global

intoleransi, kosmopolitan, smk pgri

pendidikan pancasila kelas XII 12 smk sma

tantangan di era global

intoleransi, kosmopolitan, smk pgri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar